BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan pada
dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui
pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi.
Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu
tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah
memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya. Program pendidikan
dan pembelajaran seperti yang berlangsung saat ini oleh karenanya harus lebih
diarahkan atau lebih berorientasi kepada individu peserta didik.
Setiap individu memiliki kecerdasan beragam dan kecerdasan
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses atau gagalnya peserta
didik belajar di sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah
atau di bawah normal sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada
jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan
sukses belajar di sekolah.
Sayangnya banyak anak-anak yang
memiliki bakat-bakat yang beragam kurang
mendapatkan perhatian dan dukungan di sekolah.
Mereka sering mendapat julukan "tidak mampu belajar", "gangguan
kurang perhatian", "kurang mampu menerima pelajaran", ketika
kemampuan belajar dan berpikir
mereka yang unik tidak dapat diterima oleh ruang kelas maka yang terjadi adalah
anak merasa dikucilkan dan berujung pada ketidakmampuan anak tersebut mengembangkan bakat yang
dimiliki olehnya.
Pada seseorang jika
ada satu perangkat kecerdasan yang sangat tinggi membuat orang itu lemah dalam
beberapa kecerdasan lainnya. Misalnya, seseorang yang tinggi
logika-matematikanya, lemah dalam berkomunikasi, fungsi berbahasanya. Setiap
kecerdasan pada anak usia dini muncul pada saat tertentu sesuai irama
perkembangannya seperti yang dikemukakan oleh Jean Piaget yang merentang dari fase
sensorimotor (0-2 tahun), fase pra-operasional (2-7 tahun), fase
operasi kongkrit (7-12 tahun) dan fase operasi formal (12 sampai usia dewasa).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian
latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian multiple intelligences ?
2. Apa saja macam-macam multiple intelligences ?
3. Apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kecerdasan ?
1.3. Tujuan Penulisan
Sesuai dari permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian multiple intelligences
2. Mengetahui jenis-jenis multiple intelligences
3. Mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas kecerdasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Multiple Intelligences
Kebutuhan untuk mengetahui arti dan
pentingnya ukuran kecerdasan manusia dapat dikatakan berawal di Paris tahun
1900, ketika Menteri Pendidikan Perancis dan para pemimpin kota Paris berbicara
dengan seorang ahli psikologi bernama Alfred Binet tentang sebuah permintaan
yang tidak biasa yaitu apakah dia dapat merancang semacam ukuran yang dapat
memperkirakan anak muda mana yang sukses dan mana yang akan gagal di sekolah
dasar di Paris. Binet berhasil dan lahirlah IQ Test. Sejak saat itu banyak sekali orang tua yang datang berduyun-duyun dari
kota lain di perancis dengan membawa anaknya untuk menemui Binet dengan harapan
agar bisa mengetahui kecerdasan anak mereka dan seiring berjalannya waktu, dimulailah
perkembangan teori-teori kecerdasan dari ahli-ahli psikologi di dunia.
Dari
segi terminologi multiple berarti banyak atau lebih dari
satu. Berarti multiple intelligences
itu kecerdasan yang lebih dari satu. Dalam bahasa indonesia
dikenal dengan istilah kecerdasan jamak. Teori multiple
intelligences
bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat
mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Multiple
intelligences mulai diperkenalkan oleh Howard Gardner pada awal
1980-an dengan mempercayai bahwa kompetensi kognitif manusia akan lebih baik
jika dideskripsikan dalam hal rangkaian keahlian, bakat, atau kemampuan mental yang
disebut sebagai kecerdasan.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi
unsur-unsur kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik tubuh, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan linguistik, kecerdasan spasial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal. Selain beberapa kecerdasan yang
telah disebutkan di atas selama kurang lebih sepuluh tahun pertama Gardner
mengembangkan teorinya hingga dapat mengidentifikasi beberapa kecerdasan yang
baru yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan
spiritual.
2.2.
Macam-macam Multiple
intelligences
a.
KecerdasanMusikal
Kecerdasan musikal adalah kemampuan
memahami aneka bentuk musikal dengan cara mempersepsi (penikmat musik),
membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer) dan mengekspresikan
(penyanyi). Cara mengembangkan kecerdasan musikal anak antara lain sebagai
berikut :
·
Beri kesempatan pada anak untuk melihat kemampuan yang ada
pada diri mereka,buat mereka lebih percaya diri
·
Pengalaman empiris yang praktis, buatlah penghargaan
terhadap karya-karya yang dihasilkan anak
·
Ajak anak menyanyikan lagu-lagu dengan syair sederhana
dengan irama dan birama yang mudah diikuti
b.
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik adalah suatu
kecerdasan dimana saat menggunakannya seseorang mampu atau terampil menggunakan
anggota tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun
sesuatu, melakukan kegiatan seni dan hasta karya. Cara menstimulasi kecerdasan
kinestetik pada anak antara lain sebagai berikut :
·
Menari
·
Bermain peran / drama
·
Latihan ketrampilan fisik
·
Olahraga
c.
Kecerdasan Logika Matematis
Kecerdasan logika matematika
merupakan kecerdasan dalam menggunakan angka dan logika. Cara mengembangkan
kecerdasan logika matematika pada anak antara lain dengan cara :
·
Bermain puzzle, permainan ular tangga, domino dll
·
Mengenal bentuk geometri
·
Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu
·
Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah pikir ringan
·
Memperkaya pengalaman berinteraksi dengan konsep matematika
d.
Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan linguistik merupakan
kecerdasan dalam menggunakan kata secara efektif baik secara lisan maupun
tulisan. Kecerdasan ini memiliki empat ketrampilan yaitu menyimak, membaca,
menulis dan berbicara. Berikut kiat-kiat mengembangkan kecerdasan linguistik
pada anak sejak usia dini :
·
Mengajak anak berbicara sejak bayi
·
Membacakan cerita atau mendongeng sebelum tidur atau kapan
saja sesuai situasi dan kondisi
·
Berdiskusi tentang berbagai hal yang ada di sekitar anak
·
Bermain peran
·
Memperdengarkan dan memperkenalkan lagu anak-anak
e.
Kecerdasan Visual Spasial
Kecerdasan visual spasial merupakan
kemampuan untuk memvisualisasikan gambar untuk memecahkan sesuatu masalah atau
menemukan jawaban. Cara mengembangkan kecerdasan visual spasial pada anak
adalah sebagai berikut :
·
Mencorat coret
·
Menggambar dan melukis
·
Kegiatan membuat prakarya atau kerajinan tangan
·
Mengunjungi berbagai tempat dapat memperkaya pengalaman
visual anak
·
Melakukan permainan konstruktif dan kreatif
·
Mengatur dan merancang
f.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah
berpikir lewat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kegiatan yang
mencakup kecerdasan interpersonal yakni memimpin, mengorganisasi, berinteraksi,
berbagi,menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan
kelumpok, klub, teman-teman, kelompok dan kerjasama. Cara mengembangkan
kecerdasan interpersonal pada anak, yakni :
·
Mengembangkan dukungan kelompok
·
Menetapkan aturan tingkah laku
·
Memberi kesempatan bertanggungjawab dirumah
·
Bersama-sama menyelesaikan konflik
·
Melakukan kegiatan sosial di lingkungan
·
Menghargai perbedaan pendapat antara anak dan teman sebaya
·
Menumbuhkan sikap ramah dan memahami keragaman budaya
lingkungan sosial
·
Melatih kesabaran menunggu giliran
·
Berbicara serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih
dahulu
g.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal adalah
kemampuan seseorang untuk berpikir secara reflektif yaitu mengacu kepada
kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Ada
pun kegiatan yang mencakup kecerdasan ini adalah berpikir, meditasi, bermimpi,
berdiam diri, mencanangkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai
diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri dan menulis instropeksi. Cara
mengembangkan kecerdasan intrapersonal pada anak sebagai berikut :
·
Menciptakan citra diri positif, “aku anak baik”, “saya anak
yang rajin membantu ibu”, dll
·
Ciptakan suasana serta kondisi yang kondusif di rumah yang
mendukung pengembangan kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri
·
Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi
·
Bercakap-cakap memperbincangkan kelemahan, kelebihan dan
minat anak
·
Membayangkan diri di masa datang, lakukan perencangan dengan
anak semisal anak ingin seperti apa bila besar nanti
h.
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis adalah
kecerdasan untuk mencintai keindahan alam melalui pengenalan terhadap flora
fauna yang terdapat di lingkungan sekitar dan juga mengamati fenomena alam dan
kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Stimulasi bagi pengembangan
kecerdasan naturalis yakni :
·
Jalan-jalan di alam terbuka
·
Berdiskusi mengenai apa yang terjadi di alam sekitar
·
Kegiatan ekostudi agar anak memiliki sikap peduli pada alam
sekitar
i.
Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan Spiritual bersandar dari
hati dan terilhami sehingga jika seseorang memiliki kecerdasan spiritual maka segala
sesuatu yang dilakukan akan berakhir dengan sesuatu yang menyenangkan (Zohar dan
Marshall, 2001). Segala sesuatu harus selalu diolah dan diputuskan melalui
pertimbangan yang dalam yang terbentuk dengan menghadirkan pertimbangan hati
nurani.
Istilah spiritual merujuk kepada
kemampuan seseorang untuk mencari elemen-elemen pengalaman, kesucian,
kebermaknaan, kesadaran yang tinggi dan transcendental untuk menghasilkan
produk yang bernilai. Jadi, kecerdasan spiritual adalah suatu kecerdasan yang
diarahkan untuk menyelesaikan persoalan makna dan nilai (Pinton, 2009). Artinya
suatu kecerdasan yang menempatkan tindakan dan kehidupan manusia dalam konteks
makna yang lebih luas yakni kemampuan untuk mengakses suatu jalan kehidupan
yang bermakna.
Berdasarkan definisi yang telah
diberikan di atas, yang dimaksud dengan kecerdasan spiritual dalam tulisan ini
adalah kapasitas hidup manusia yang bersumber dari hati yang dalam yang
terilhami dalam bentuk kodrat untuk dikembangkan dan ditumbuhkan dalam
mengatasi berbagai kesulitan hidup. Hal ini mencakup:
·
Kesadaran terhadap hakekat dan eksistensi diri mendorong
hadirnya pandangan luas terhadap dunia.
·
Toleran yang merujuk pada kesadaran terhadap eksistensi diri
akan membawa dampak yang berharga bagi munculnya keinginan untuk mengakui
keberadaan yang lain.
·
Kebenaran adalah persamaan antara pengetahuan dan objeknya.
·
Kebermaknaan yang merujuk pada sesuatu yang dapat bermakna
jika dapat member nilai tambah dan memiliki gagasan-gagasan yang segar.
·
Berpegang teguh pada hukum kesunyataan atau kebenaran mulia.
·
Kedamaian, suatu kondisi jiwa yang merasa tenang, nyaman dan
aman.
Pada prinsipnya kecerdasan spiritual
itu dapat dipahami sebagai proses integrasi atau keterpaduan antara fungsi
belaha otak kiri dan otak kanan (Selman, 2005). Namun demikian kecerdasan
spiritual tetap menyimpan karakteristik yang masih bersifat abstrak atau belum
terurai dalam wujud aktivitas yang dapat diukur dan dibuktikan.
2.3.
Faktor- faktor yang mempengaruhi Kualitas
Kecerdasan
Multiple
intelligences
dipengaruhi 2 faktor utama yang saling terkait yaitu faktor keturunan (bawaan,
genetik) dan faktor lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai
kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus
menerus.
Orangtua yang cerdas anaknya
cenderung akan cerdas pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasaannnya
sejak didalam kandungan, masa bayi dan balita. Walaupun kedua orangtuanya
cerdas tetapi jika lingkungannya tidak menyediakan kebutuhan pokok untuk
pengembangan kecerdasannya, maka potensi kecerdasan anak tidak akan berkembang
optimal. Sedangkan orangtua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti
pendidikan tinggi (belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada
kesempatan atau hambatan ekonomi) anaknya bisa cerdas jika dicukupi kebutuhan
untuk pengembangan kecerdasan sejak di dalam kandungan sampai usia sekolah dan
remaja.
Tingkat kecerdasan seseorang
berbeda-beda karena dalam perkembangan kecerdasan ada beberapa faktor-faktor
kecerdasan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Faktor Bawaan
Dimana faktor ini ditentukan oleh
sifat yang dibawa sejak lahir. Batas kesanggupan atau kecakapan seseorang dalam
memecahkan masalah, antara lain ditentukan oleh faktor bawaan. Oleh karena itu,
di dalam satu kelas dapat dijumpai anak yang bodoh, agak pintar, dan pintar
sekali, meskipun mereka menerima pelajaran dan pelatihan yang sama.
2. Faktor Minat dan Bawaan yang Khas
Dimana minat mengarahkan perbuatan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik.
3. Faktor Pembentukan
Dimana pembentukan adalah segala
keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelengensi. Di
sini dapat dibedakan antara pembentukan yang direncanakan, seperti dilakukan di
sekolah atau pembentukan yang tidak direncanakan, misalnya pengaruh alam
sekitarnya.
4. Faktor Kematangan
Dimana organ dalam tubuh manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ manusia baik fisik maupun
psikis, dapat dikatakan telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang
hingga mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
Oleh karena itu, tidak diherankan
bila anak-anak belulm mampu mengerjakan atau memecahkan soal-soal matematika di
kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih terlampau sukar bagi
anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang untuk menyelesaikan
soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan faktor umur.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Setiap
individu memiliki tidak hanya memiliki satu kecerdasan tetapi lebih yaitu
disebut juga multiple intelligences atau kecerdasan ganda. Kecerdasan adalah
sehimpunan kemampuan dan ketrampilan. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara
belajar yang mengembangkan kemampuannya secara penuh.
Howard
Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan delapan
jenis kecerdasan dan satu kecerdasan
yang masih dikaji saat ini yang meliputi
kecerdasan:
·
Kecerdasan Musikal
·
Kecerdasan
Kinestetik
·
Kecerdasan
Logis-matematis
·
Kecerdasan
Linguistik
·
Kecerdasan Spasial
·
Kecerdasan
Interpersonal
·
Kecerdasan
Intrapersonal
·
Kecerdasan
Spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Gardner, Howard, 2013, Multiple Intelligences,
Terjemahan oleh Yelvi Andri Zaimu, Daras Book, Jakarta.
Painton, 2009 Children’s Spiritual
Intelligence in International Handbook of Education for Spirituality, Care and
Wellbeing, International Handbook of Religion and Education.
Springer Science: Bussines Media.
Piaget, Jean,
2002, The Psychology Of
Intelligence, Translated
by Piercy M., and Berlyne D.E. New York.
Yaumi,
Muhammad, 2012, Pembelajaran
Berbasis Multiple intelligences, Dian
Rakyat, Jakarta.
Zohar and Marshall, SQ, Memanfaatkan Kecerdasan
Spiritual Dalam Berfikir Intergralistik dan Holistik Untuk Memaknai Kehidupan, Versi
Indonesia. Bandung: Mizan. 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar